BADAI UANG

Intro : IT Risk and IT Governance Control


                                                                                                                            
Risiko TI
TI memainkan peran sentral  dalam organisasi, sehingga dampak risiko TI terlalu besar untuk dapat diabaikan. Dampak insiden risiko TI adalah dapat secara signifikan merugikan pihak-pihak terkait baik internal maupun eksternal (konsumen/ publik, rekanan, dsb.) serta merusak reputasi organisasi, tidak hanya manajemen TI tetapi manajemen organisasi secara umum.
Mayoritas risiko TI bukan karena masalah teknis tetapi kegagalan proses pengawasan dan tatakelola TI organisasi: proses-proses pengambilan keputusan yang mengabaikan (sengaja atau tidak) potensi konsekuensi bisnis dari risiko TI. Kegagalan mengakibatkan rangkaian keputusan dan struktur aset TI yang bermasalah.
Tidak adanya struktur dan proses yang memungkinkan keterlibatan pihak bisnis dalam pengambilan keputusan tentang TI (termasuk investasi TI) berdampak pada keoptimalan keputusan hanya diukur secara lokal (bagian/divisi/unit) untuk merespon kebutuhan lokal. Cepat atau lambat akan membatasi kelincahan organisasi untuk dapat tanggap terhadap kebutuhan bisnis (integrasi, layanan baru, dsb.), Tanpa keterlibatan bisnis, pengambil keputusan TI dapat salah dalam menilai tingkat risiko. Berakibat pada prioritasi penerapan kontrol yang tidak tepat.
Kompleksitas aset TI yang tinggi (bervariasi dan saling tumpang-tindih) meningkatkan kerawanan terhadap risiko seperti, Rumit dan beratnya beban kerja pengelolaannya., Keterbatasan SDM berkeahlian menimbulkan ketergantungan pada pihak ketiga.
 Ketidak-pekaan terhadap sumber risiko TI:Kelemahan dalam perencanaan SDM: mutasi, PHK, dan ketergantungan pada kontraktor pihak ketiga; Kelemahan pengelolaan infrastruktur: digunakannya perangkat infrastruktur yang tidak handal; Ketidak-tahuan dan ketidak-pedulian karyawan terhadap usaha menghindari resiko keamanan TI.
Tidak-adanya fasilitas (kontrol) untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya aktivitas yang merugikan.Manajemen risiko TI adalah tanggung jawab bersama. Pimpinan TI harus dapat menjelaskan kepada eksekutif bisnis tentang konsekuensi risiko TI. Pimpinan TI harus menciptakan mekanisme pengambilan keputusan yang memungkinkan pembahasan risiko TI dari perspektif bisnis. Risiko TI bukan hanya masalah TI yang dipecahkan dengan teknologi dan keahlian pengelolaannya saja: Inisiatif mitigasi risiko membutuhkan komitmen dari pimpinan organisasi, termasuk untuk berinvestasi dalam mengimplementasikan kontrol yang dibutuhkan.

Definisi IT Governance (Tata Kelola Teknologi Informasi)
IT governance merupakan satu kesatuan dengan sukses dari enterprise governance melalui pen-ingkatan dalam efektivitas dan efisiensi dalam proses perusahaan yang berhubungan. IT governance menyediakan struktur yang menghubungkan proses TI, sumber daya TI dan informasi bagi strategi dan tujuan perusahaan. Lebih jauh lagi IT governance menggabungkan good (best) practice dari perencanaan dan pengorganisasian TI, pembangunan dan pengimplemantasian, delivery dan support, serta memonitor kinerja TI untuk memastikan kalau informasi perusahaan dan teknologi yang berhubungan mendukung tujuan bisnis perusahaan. IT governance memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan penuh dari informasinya, dengan memaksimalkan keuntungan dari peluang dan keuntungan kompetitif yang dimiliki.

IT Governance
Kesadaran IT Governance di Amerika meningkat setelah kasus skandal keuangan yang terjadi di Amerika sehingga keluarlah the Sarbanes-Oxley Act di tahun 2002 untuk mengembalikan stakeholder confidence. Hal ini terbukti dengan meningkatnya belanja TI dengan pertumbuhan 5% atau US$916 milyar ditahun 2004 (IDC, 2005). Sarbanes-Oxley Act mewajibkan eksekutif perusahaan menyatakan pertanggung-jawaban mereka dalam membangun, mengevaluasi dan memonitor efektifitas system pengendalian intern dimana fungsi TI sangat signifikan untuk mencapai tujuan ini.
Dalam membangun sistem pengendalian intern yang dapat diandalkan, sangat berkaitan dengan IT Governance yaitu pemilihan dan pengembangan TI yang memadai. Melihat kasus fraud yang terjadi pada bank-bank di negara kita, cenderung disebabkan karena lemahnya pemilihan dan pengembangan TI sehingga menghasilkan Sistem Informasi (SI) yang tidak handal. Lemahnya Sistem Informasi (SI) tidak memungkinkan terjadinya deteksi dini (warning sign) atas kecurangan kecil yang mulanya dilakukan secara coba-coba. Kecurangan kecil meningkat menjadi kecurangan besar karena pelaku mempunyai kesempatan dan mengetahui kelemahan system pengendalian intern yang ada dalam organisasi, disamping faktor keserakahan. Fokus Area dari IT Governance adalah :
  1. Pelurusan strategis: berfokus pada memastikan pertalian IT dan perencanaan bisnis; Pada penjelasan, memelihara dan mensahkan proposisi nilai IT; dan pada membariskan operasi IT dengan operasi perusahaan.
  2. Value Delivery : Adalah tentang melaksanakan proposi nilai seluruh siklus pengiriman, memastikan bahwa IT menghasilkan manfaat yang dijanjikan  terhadap strategi itu. Berkonsentrasi pada optimizing biaya dan membuktikan nilai yang intrinsik tentangnya
  3. Manajemen sumber daya: Adalah tentang investasi yang optimal dalam manajemen yang sesuai, sumber daya IT kritis: aplikasi, informasi, orang dan infrastruktur. Hal-Hal penting berhubungan dengan optimisasi infrastruktur dan pengetahuan.
  4. Manajemen resiko: Memerlukan kesadaran resiko oleh pegawai perseroan/perusahaan senior, suatu pemahaman yang jelas bersih (menyangkut) perusahaan, dan menempelkan manajemen resiko tanggung-jawab di dalam organisasi
  5. Pengukuran pekerjaan: Taksiran dan implementasi strategi monitor, penyelesaian proyek, sumber daya pemakaian, jasa;layanan dan capaian proses mengirimkan, menggunakan, sebagai contoh, kartu catatan seimbang yang menterjemahkan strategi ke dalam tindakan untuk mencapai gol yang bisa mengukur di luar akuntansi konvensional.


Previous
Next Post »